Bentrok Antar-Warga di Bekasi: 2 Tewas Saat Melintas

2 Warga yang Tewas Saat Melintas di TKP

Lampu Hijau, Kota Bekasi

Sejak Selasa dini hari hingga sekitar pukul 08.00 pagi (20/03) kemarin, terjadi bentrokan warga di Kampung Rawa Bambu, RT 02/07, Kalibaru, Medan Satria, Kota Bekasi. Dua orang tewas mengenaskan. Sayangnya, keduanya tak terkait dengan tawuran. Keduanya korban salah sasaran. Satu korban dibakar bersama motornya saat lewat di lokasi bentrok, satu lainnya dibacok saat berangkat kerja mengendarai mobil.

Jhony David Situmorang (37), David Situmorang, warga Villa Indah Permai, D2/12 RT02/33 Bekasi Utara dan Laode Amsir (26) warga asal Buton. Keduanya menjadi korban salah sasaran dalam bentrokan antara warga Kampung Rawa Bambu dan etnis Ambon yang tinggal di Perumahan Tityan Indah.

Jhony David Situmorang (37), David Situmorang, warga Villa Indah Permai, D2/12 RT02/33 Bekasi Utara dan Laode Amsir (26) warga asal Buton. Keduanya menjadi korban salah sasaran dalam bentrokan antara warga Kampung Rawa Bambu dan etnis Ambon yang tinggal di Perumahan Tityan Indah.

Menurut keterangan istri Jhony, Nani  Setiawati (30), suaminya saat itu hendak berangkat bekerja seperti biasanya sebagai karyawan Lising. Jhony selalu melewati lokasi kejadian. “Suami saya dengan mobilnya bersama dua teman. Saya juga dapat kabar suami meninggal dari dua orang temannya yang berhasil kabur,” ujarnya, di RSUD Kota Bekasi.

Pagi itu Jhony mengendarai mobil Vitara hitam B 1962 NI langsung mendapatkan amukan massa yang menyangka dirinya adalah anggota kelompok lawan. “Suami saya nggak tahu apa-apa Mas, dia mau kerja,” terangnya, sambil menangis ditemani anak keduanya.

Sementara salah satu keluarga Laode, Amirudin (38) menjelaskan, kalau Laode saat itu hendak menuju toko material bersama temannya dengan sepeda motor Revobernopol B 6683 KR untuk membeli kayu. “Laode lagi bantu saudaranya yang sedang bangun rumah di lokasi itu. Tampang dia memang mirip Ambon, tapi dia asli Buton,” jelasnya.

Dia menyayangkan aksi yang dilakukan massa yang langsung melakukan amukan kepada Laode. Harusnya massa menanyakan dulu Laode sebelum mengeksekusinya. “Ini yang bertikai siapa yang jadi korban warga mana. Warga salah sasaran,” ungkapnya.

Diketahui, setelah dibacoki, Jhony dimasukkan ke dalam got. Sementara, Laode tewas setelah dibakar hidup. Motor Revo miliknya juga dibakar. Dalam peristiwa itu seluruh wartawan yang berada di lokasi dilarang oleh massa untuk mengambil gambar.

Sebelumnya pertikaian antar kedua kubu terjadi, sekitar pukul 23.00. Massa dari kedua kub terlibat duel satu lawan satu dengan berbagai senjata tajam dari golok, parang, samurai, bambu, molotov, celurit dan panah. Dari data, warga Rawa Bambu yang harus dilarikan ke rumah sakit adalah Suherlan, seorang Satpam yang terkena anak panah, Septian Yahya (19) dan 4 orang lainnya semuanya dilarikan ke RSUD Kota Bekasi dan RS Ananda. “Ada beberapa warga mengalami luka cukup serius dan beberapa luka lemparan batu,” kata ketua Satgas yang sekaligus Ketua RW 07, Mamat Fauzi.

Tito Refra, Tokoh Etnis Ambon

Sementara dari kubu Perumahan Tityan Indah, yang didominasi etnis Ambon, menurut keterangan Tito Refra SH (41), yang juga adik kandung John Kei, ada beberapa orang yang mengalami luka akibat lemparan batu. “4 orang adik-adik kami menjadi korban dalam bentrok yang terjadi pada malam tersebut,” ujarnya.

Saat ditanya soal dua korban jiwa yang tewas dihakimi massa, Tito Refra SH membantah. Menurutnya itu bukan dari anggota kelompoknya. “Tidak ada teman-teman kami yang tewas,” ujar Tito di kediamannya, kemarin.

Jajaran Polresta Bekasi Kota, Polda Metro Jaya, Mabes Polri berhasil menghadang kedua kubu yang bertikai. Unsur Muspida termasuk Plt Walikota Bekasi, H Rahmat Effendi dan Ketua DPRD sementara Sutriyono menenangkan massa dan melakukan pertemuan antara kedua belahpihak untuk membuat kesepakatan. Isinya masing-masing pihak agar menjaga warganya supaya tidak terjadi lagi tindakan anarkis. Kedua pihak juga sepakat menyerahkan kasus penganiayaan kepada yang berwajib. Dari hasil keputusan yang telah disepakati, kedua pihak menyatakan siap berdamai dan akan berusaha menjaga keamanan masing-masing warganya.

Tito Refra mengatakan, siap berjiwa gentle dan menerima semua keputusan dan siap menjaga keamanan warganya. ”Kami sepakat, yang lalu biar kita lupakan tidak usah diungkit lagi, kita hidup bertetangga tidak perlu ada lagi kejadian yang sama, rencananya kami juga akan lebih sering melakukan silahturami kepada warga Rawa Bambu agar persahabatan diantara kita bisa terjalin,” ungkapnya.

Sama halnya dengan perwakilan warga Mamat Fauzi, selaku Ketua Rw 07 yang juga Ketua Satgas. Bahwa semua keputusan yang telah disepakati akan diikuti dan dirinya akan berusaha menyampaikan kepada masyarakatnya agar tidak terjadi bentrok yang sama. “Saya akan sampaikan dan saya akan melakukan pengamanan kepada warga saya agar tidak melakukan tindakan anarkis dan saya mewaspadai kumpulan massa yang berkumpul,” ujarnya, setelah kesepakatan damai di Kantor Sekretaris RW 07. (HF)